Jenis ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Solanum diphyllum telah dikoleksi dari Bogor (Darmaga), Bandung (Taman Sari dan Pasir Impun), Sumedang (Jatinangor), Wonogiri (Desa Johunut), Semarang (Desa Mesu), Trenggalek (Desa Watulimo), Situbondo (Desa Wringin Anom dan Banyuputih), Bondowoso (Desa Bandilan), dan Sumenep (Desa Pakong).
Pengamatan dilakukan di beberapa lokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada tahun 2015 hingga 2017. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jenis tambahan yang telah ternaturalisasi di Pulau Jawa. Meskipun demikian, masih memungkinkan adanya jenis-jenis lain yang belum terekam dalam buku tersebut. Sebanyak 24 jenis Solanum telah tercatat dalam buku Flora of Java vol.
Oleh sebab itu, beberapa di antaranya telah diintroduksi ke Pulau Jawa sejak lama. Banyak anggotanya yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga telah dibudidayakan secara luas sebagai tanaman pangan, sayuran, tumbuhan obat, dan tanaman hias. Marga tersebut terdiri dari 1400 jenis yang terdistribusi di kawasan tropis dan subtropis. Solanum merupakan salah satu marga terbesar pada kelompok tumbuhan Angiospermae.